Wahana antariksa Cassini berhasil menangkap citra bola misterius di
cincin planet Saturnus. Bola misterius berukuran hampir 1 km itu seolah
bergerak masuk dalam cincin Saturnus, meninggalkan ekor yang bercahaya
di belakangnya.
Citra hasil tangkapan Cassini ini
dipresentasikan dalam pertemuan European Geosciences Union (GEU) di
Vienna, Austria. Carl Murray yang merupakan anggota tim Cassini dari
Queen Mary University of London di Inggris adalah peneliti yang
mempresentasikan hal ini.
Bola misterius atau yang sebenarnya
bola es ditangkap di cincin F planet Saturnus. Cincin F merupakan bagian
terluar dari cincin Saturnus. Lokasi cincin ini 3000 km dari cincin A.
Sementara, keliling cincin F sekitar 900.000 km.
Ilmuwan
mengatakan bahwa terbentuknya bola salju tak lepas dari peranan
Prometheus, bulan Saturnus selebar 40 km. Gravitasi Prometheus berakibat
pada pembentukan gumpalan es. Diasumsikan juga bahwa pasang surut
pengaruh gravitasi menyebabkan gumpalan es bisa pecah.
"Kami
mengetahui bahwa Prometheus, selain mampu memproduksi pola reguler, juga
mampu memproduksi konsentrasi material di cincin Saturnus. Kami hanya
menyebutnya bola salju raksasa," ungkap Murray seperti dikutip BBC pada
Selasa (24/4/2012).
"Dan jika ini bisa survive, karena
Prometheus akan kembali ke titik yang sama di cincin F dan berinteraksi
lagi, bola salju bisa tumbuh, dan bisa saja membentuk moonlet yang
menabrak bagian inti dari cincin F," terang Murray.
Temuan bola
raksasa ini adalah keberuntungan. Murray sedang mengamati Prometheus
ketika akhirnya melihat ekor bercahaya yang tak mungkin berasal dari
Prometheus itu sendiri. membingkar kembali arsip 20.000 citra, peneliti
menemukan 500 citra serupa.
Murray mengungkapkan, bola raksasa
ini menumbuk cincin F dengan kecepatan rendah, sekitar 2 meter per
detik. Sementara itu, bola raksasa juga menghasilkan ekor bercahaya
disebut jet yang panjangnya mencapai 40 - 180 kilometer.
Fenomena
di cincin Saturnus menarik perhatian para ilmuwan. Cincin Saturnus
sendiri bisa menjadi model untuk mempelajari pembentukan Tata Surya.
Beberapa fenomena di cincin Saturnus mungkin bisa memberi petunjuk
tentang apa yang terjadi di tata surya 4,5 miliar tahun lalu.
Cassini
adalah proyek kerjasama antara badan antariksa Amerika serikat, Eropa
dan Italia. Cassini mulai memasuki orbit Saturnus pada tahun 2004.
Direncanakan, misi Cassini akan berakhir tahun 2017, dimana Cassini akan
'bunuh diri' di atmosfer Saturnus. (kompas.com)
0 komentar:
Posting Komentar