Cangkang kerang menjadi pasta gigi? Itulah adanya. Melalui pengolahan sederhana dengan biaya yang sangat murah, Farah Adrienne (16) dan Amalia Nur Alifah (17), ketika duduk di bangku kelas XII SMA Negeri 3 Semarang, menciptakannya.
Pasta gigi dari cangkang kerang itu meraih medali perunggu pada ajang International Environmental Project Olympiad 2012 di Istanbul, Turki, 19-22 Mei lalu. Karya berjudul ”Clamshell as Environment Friendly Toothpaste” itu bersaing dengan 125 karya dari 55 negara.
Pasta gigi dari cangkang kerang itu meraih medali perunggu pada ajang International Environmental Project Olympiad 2012 di Istanbul, Turki, 19-22 Mei lalu. Karya berjudul ”Clamshell as Environment Friendly Toothpaste” itu bersaing dengan 125 karya dari 55 negara.
Sebelum dikirim ke Turki, keduanya juga meraih medali perak pada ajang 4th Indonesian Science Project Olympiad 2012, 22-24 Februari lalu, di Balairung Universitas Indonesia.
Selain memanfaatkan limbah, pasta gigi dari cangkang kerang itu juga ramah lingkungan, tanpa unsur sodium lauryl sulfate (SLS) yang dipakai pada pasta gigi umumnya. Dari penelitian dan uji coba beberapa kali, mereka menemukan pasta gigi tak harus menggunakan unsur SLS.
”Umumnya yang kita pakai berbusa karena menggunakan SLS yang berfungsi sebagai detergen. Kami membuat pasta gigi ini tanpa SLS untuk mengubah kebiasaan masyarakat yang mengira busa pasta gigi bikin bersih. Padahal, belum tentu benar karena SLS mencemari lingkungan,” papar Farah dan Amalia di Semarang, Jawa Tengah, Kamis lalu.
Selain memanfaatkan limbah, pasta gigi dari cangkang kerang itu juga ramah lingkungan, tanpa unsur sodium lauryl sulfate (SLS) yang dipakai pada pasta gigi umumnya. Dari penelitian dan uji coba beberapa kali, mereka menemukan pasta gigi tak harus menggunakan unsur SLS.
”Umumnya yang kita pakai berbusa karena menggunakan SLS yang berfungsi sebagai detergen. Kami membuat pasta gigi ini tanpa SLS untuk mengubah kebiasaan masyarakat yang mengira busa pasta gigi bikin bersih. Padahal, belum tentu benar karena SLS mencemari lingkungan,” papar Farah dan Amalia di Semarang, Jawa Tengah, Kamis lalu.
Hasil pengujian di laboratorium, pasta gigi yang dihasilkan Farah dan Amalia mengandung kalsium sebesar 20.255 part per million, sesuai kandungan kalsium pada pasta gigi umumnya.
Keduanya juga mencoba pasta gigi dari cangkang kerang tersebut dengan uji organoleptik (uji indra) melalui teman-teman siswa dan keluarga. ”Pasta gigi buatan kami kami uji coba kepada 50 orang,” kata Farah.
Terbukti kekesatannya sampai 80 persen dan 100 persen terasa lebih bersih setelah pakai pasta gigi itu. ”Rasa segar yang dihasilkan sekitar 60 persen,” ujar Amalia yang lolos seleksi nasional masuk perguruan tinggi negeri (SNMPTN) di Fakultas MIPA Institut Teknologi Bandung.
Keduanya juga mencoba pasta gigi dari cangkang kerang tersebut dengan uji organoleptik (uji indra) melalui teman-teman siswa dan keluarga. ”Pasta gigi buatan kami kami uji coba kepada 50 orang,” kata Farah.
Terbukti kekesatannya sampai 80 persen dan 100 persen terasa lebih bersih setelah pakai pasta gigi itu. ”Rasa segar yang dihasilkan sekitar 60 persen,” ujar Amalia yang lolos seleksi nasional masuk perguruan tinggi negeri (SNMPTN) di Fakultas MIPA Institut Teknologi Bandung.
Berawal dari limbah
Pembuatan pasta gigi dari limbah cangkang itu berawal dari ketertarikan Farah dan Amalia terhadap limbah cangkang kerang saat sekolah mereka menggelar kegiatan science camp akhir tahun 2011. Kegiatan itu bertujuan mendorong siswa peka terhadap lingkungan.
Saat itu, siswa dilepas di Pantai Morosari, Demak. Guru meminta mereka mencari sebuah masalah yang diteliti dan diselesaikan. Melihat limbah cangkang kerang, pikiran kedua siswa peserta program akselerasi itu langsung tertuju pada pasta gigi.
”Kami belajar biologi, kerang itu mengandung kalsium. Nah, kami berpikir kalau kerang mengandung kalsium, berarti bisa dibuat pasta gigi agar bikin gigi kuat,” tutur Amalia.
Berbekal informasi dari berbagai referensi, termasuk di internet, keduanya mulai mengumpulkan limbah cangkang kerang di Pantai Maron, Semarang. Dari sanalah proses penelitian hingga pembuatan pasta gigi berawal.
Cara manual
Untuk membuat pasta gigi dari cangkang kerang, mereka mencuci cangkang hingga bersih, kemudian cangkang ditumbuk manual menggunakan lumpang kecil dari batu. Setelah benar-benar halus, cangkang disaring (diayak), kemudian dicampur magnesium karbonat (MgCO3), selanjutnya dicampur lagi dengan gliserin untuk membentuk gel.
Tahap berikutnya, menambah minyak pepermin yang berfungsi sebagai penyegar setelah orang menggunakan pasta gigi tersebut, termasuk menambahkan ekstrak daun sirih sebagai antikuman.
”Supaya warnanya agak menarik, kami menggunakan pewarna bahan makanan yang warna hijau,” kata Farah yang lolos SNMPTN pada Fakultas Teknik Elektro Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
Pasta yang sudah jadi tersebut kemudian dimasukkan ke wadah khusus pasta gigi yang dibeli di toko kimia. Saat memasukkan pasta ke tube, mereka kesulitan sebelum ada guru pembimbing yang mengajarkan cara membuat alat seperti suntikan untuk memasukkan pasta ke tube.
Untuk menghasilkan pasta gigi sebanyak 380 gram, keduanya membutuhkan 100 gram bubuk cangkang kerang (sekitar 200-300 gram cangkang kerang), 100 gram MgCO3, 250 cc gliserin, dan 5 cc pepermin. Adapun waktu yang dibutuhkan untuk pembuatan pasta gigi sebanyak itu sekitar 1,5 jam.
Mengenai biaya pembuatan pasta gigi dari cangkang kerang, Farah dan Amalia menegaskan, jika dikonversikan dengan pembelian pasta gigi umumnya seberat 380 gram, pasta gigi karya mereka lebih murah. ”Pembuatan pasta gigi sebanyak 380 gram hanya menghabiskan biaya Rp 10.000-Rp 12.000. Sementara kalau beli pasta gigi lain seberat itu lebih dari Rp 20.000,” ujar Farah.
Pembuatan pasta gigi dari limbah cangkang itu berawal dari ketertarikan Farah dan Amalia terhadap limbah cangkang kerang saat sekolah mereka menggelar kegiatan science camp akhir tahun 2011. Kegiatan itu bertujuan mendorong siswa peka terhadap lingkungan.
Saat itu, siswa dilepas di Pantai Morosari, Demak. Guru meminta mereka mencari sebuah masalah yang diteliti dan diselesaikan. Melihat limbah cangkang kerang, pikiran kedua siswa peserta program akselerasi itu langsung tertuju pada pasta gigi.
”Kami belajar biologi, kerang itu mengandung kalsium. Nah, kami berpikir kalau kerang mengandung kalsium, berarti bisa dibuat pasta gigi agar bikin gigi kuat,” tutur Amalia.
Berbekal informasi dari berbagai referensi, termasuk di internet, keduanya mulai mengumpulkan limbah cangkang kerang di Pantai Maron, Semarang. Dari sanalah proses penelitian hingga pembuatan pasta gigi berawal.
Cara manual
Untuk membuat pasta gigi dari cangkang kerang, mereka mencuci cangkang hingga bersih, kemudian cangkang ditumbuk manual menggunakan lumpang kecil dari batu. Setelah benar-benar halus, cangkang disaring (diayak), kemudian dicampur magnesium karbonat (MgCO3), selanjutnya dicampur lagi dengan gliserin untuk membentuk gel.
Tahap berikutnya, menambah minyak pepermin yang berfungsi sebagai penyegar setelah orang menggunakan pasta gigi tersebut, termasuk menambahkan ekstrak daun sirih sebagai antikuman.
”Supaya warnanya agak menarik, kami menggunakan pewarna bahan makanan yang warna hijau,” kata Farah yang lolos SNMPTN pada Fakultas Teknik Elektro Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
Pasta yang sudah jadi tersebut kemudian dimasukkan ke wadah khusus pasta gigi yang dibeli di toko kimia. Saat memasukkan pasta ke tube, mereka kesulitan sebelum ada guru pembimbing yang mengajarkan cara membuat alat seperti suntikan untuk memasukkan pasta ke tube.
Untuk menghasilkan pasta gigi sebanyak 380 gram, keduanya membutuhkan 100 gram bubuk cangkang kerang (sekitar 200-300 gram cangkang kerang), 100 gram MgCO3, 250 cc gliserin, dan 5 cc pepermin. Adapun waktu yang dibutuhkan untuk pembuatan pasta gigi sebanyak itu sekitar 1,5 jam.
Mengenai biaya pembuatan pasta gigi dari cangkang kerang, Farah dan Amalia menegaskan, jika dikonversikan dengan pembelian pasta gigi umumnya seberat 380 gram, pasta gigi karya mereka lebih murah. ”Pembuatan pasta gigi sebanyak 380 gram hanya menghabiskan biaya Rp 10.000-Rp 12.000. Sementara kalau beli pasta gigi lain seberat itu lebih dari Rp 20.000,” ujar Farah.
Kini, mereka sedang mengurus paten produk. Produksi massal? Mereka menanti ada investor yang berminat.
(kompas.com)
Terima Kasih atas Kunjungan anda ke REFERENSI PENELITIAN: Halaman web yang mengumpulkan dan update artikel penelitian dan referensi penelitian terbaru di bidang sains, teknologi, kesehatan, pendidikan, pertanian, kehutanan, life style, tips, resep dan lain-lain.
Terima Kasih atas Kunjungan anda ke REFERENSI PENELITIAN: Halaman web yang mengumpulkan dan update artikel penelitian dan referensi penelitian terbaru di bidang sains, teknologi, kesehatan, pendidikan, pertanian, kehutanan, life style, tips, resep dan lain-lain.
0 komentar:
Posting Komentar