SELAIN terancam ganguan polusi, tinggal di dekat jalan raya juga menimbulkan efek kesehatan lain yang membahayakan. Serangan jantung, salah satunya.
Dr. Mette Sorenson dari Danish Cancer Society mengatakan bahwa orang yang tinggal di daerah perkotaan, terutama yang tinggal dekat dengan jalan raya menunjukkan hubungan positif antara paparan terhadap kebisingan lalu lintas dengan risiko terkena penyakit jantung.
Penelitian yang dilakukan Dr. Sorenson menunjukkan bahwa lalu lintas kendaraan yang bising meningkatkan risiko terkena serangan jantung. Para peneliti mengatakan bahwa setiap 10 persen peningkatan volume kebisingan lalu lintas, maka mendatangkan risiko seseorang terkena serangan jantung naik sebanyak 12 persen.
Sebuah studi baru yang diterbitkan di jurnal Plos One ini mengungkapkan, lebih dari 50.000 orang mengalami hubungan yang jelas antara kebisingan lalu lintas dan kesehatan jantung mereka. Penelitian ini mengatakan bahwa kebisingan lau lintas dapat meningkatkan stres dan gangguan tidur, seperti dilansir Dailymail.
“Gangguan tidur dapat memberikan kontribusi terhadap risiko kardiovaskular (penyakit jantung) yang mengarah ke hipotesis bahwa paparan kebisingan pada malam hari lebih berbahaya dibanding paparan kebisingan pada siang hari. Struktur tidur umumnya menjadi lebih terfragmentasi seiring berkembangnya usia dan orangtua lebih mungkin untuk mengalami gangguan tidur,” kata Dr. Sorenson.
Sorenson juga mengatakan bahwa perubahan gaya hidup dapat berperan terhadap gangguan tidur. “Stres dan gangguan tidur dapat merubah kebiasaan gaya hidup, termasuk meningkatkan risiko merokok yang dapat meningkatkan risiko terkena penyakit jantung,” tutupnya. okezone.com
Senin, 25 Juni 2012
Ungkap Karakter Lewat Warna Favorit
Percaya atau tidak, setiap warna memiliki karakter unik tersendiri dan berbeda satu sama lainnya. Karakter setiap warna diyakini mewakili kepribadian seseorang.
Menurut para ahli, warna bisa mempengaruhi emosi seseorang lewat aura yang dikeluarkannya. Misalnya jika kita berada dalam ruang yang berwarna gelap, maka perasaan dan jiwa kita cenderung merasakan kepengapan, kesepian, tersembunyi, dan tertutup.
Ungu
Kalau ungu (violet) menjadi warna favorit maka Anda adalah tipe yang benar-benar luar biasa. Dalam menghadapi masa depan kamu tidak pernah ragu-ragu, apa yang dikerjakan kamu adalah yang terbaik.
Biru
Beberapa jenis warna biru memiliki karakter berbeda. Biru langit mewakili tipe orang yang menyukai kesenangan dan hidup santai, sedangkan biru navy (biru langit di malam hari) menggambarkan sifat serius dan konservatif.
Merah
Penyuka warna merah menginginkan kesenangan dan suka menikmati hidup yang ada. Di lain pihak, seseorang mudah sekali merasa bosan karena itu si merah paling suka menyelesaikan segala sesuatu dengan cepat. Garis besarnya, penyuka warna merah adalah orang yang memiliki antusias dan semangat hidup yang tinggi.
Pink atau merah muda
Penggemar warna pink adalah orang sensitif, ramah dan memiliki kepribadian manis. Ia sangat menyukai masa kanak-kanak yang menyenangkan dan menginginkan kehidupan romantis.
Kuning
Pada dasarnya orang yang menyukai warna cerah ini memiliki sifat riang, optimis dan ceria. Kalau ada sesuatu yang salah pada dirinya, ia akan berusaha merubahnya secepat mungkin. Rasa ingin tahunya juga besar, sebesar spontanitas yang dimilikinya.
Abu-abu
Penyuka warna abu-abu adalah tipe orang yang cenderung menarik diri dari perhatian orang, dan tidak suka kegiatan aktif secara langsung. Karena sifatnya yang ragu-ragu, maka ia sering memutuskan sesuatu hingga saat-saat terakhir.
Hitam
Orang yang suka warna hitam adalah orang yang cuek dan tidak memikirkan omongan orang terhadap dirinya. Baginya asal dia nyaman dia akan melakukan apapun yang mereka suka. Dalam pergaulan mereka cukup enak diajak berteman karena dapat memberikan solusi dalam masalah teman-temannya.
Hijau
Penggemar warna hijau adalah tipe orang mendambakan perasaan aman dan ingin menciptakan dunia lebih baik bagi sesama. Ia juga memiliki sifat bijaksana dalam mengatur waktu dan tujuan hidup. Namun kalau sudah menyangkut ke berbagai masalah penting, penyuka warna hijau ini bisa bersikap kaku.
Coklat
Penyuka warna coklat memiliki sifat membumi atau tidak dibuat-buat. Ia adalah teman yang dapat diharapkan dan sangat loyal. Rumah dan keluarga merupakan hal terpenting baginya, dan tentu saja kenyamanan adalah faktor utama dalam hidupnya.
Putih
Penyuka warna putih adalah tipe orang yang tulus dalam segala hal dan mereka paling tidak suka kalau dibohongi dan bagi mereka kejujuran adalah nomor satu.
Selain itu mereka biasanya agak tertutup, mereka hanya punya sedikit teman dekat yang bisa mereka ajak curhat, tapi mereka akan jadi tempat curhat yang baik bagi seluruh temannya. inilah.com
Manfaat Alergi bagi Kesehatan yang Tidak Disadari
Para ahli mengatakan bahwa saat tubuh mengalami alergi, ada hal lain di dalam tubuh yang sedang terjadi. Alergi sebenarnya merupakan pertahanan tubuh untuk menghalau parasit penyakit. Alergi berkembang karena tubuh mersepon adanya parasit, namun berubah salah sasaran sehingga zat yang tidak berbahaya seperti serbuk sari dan debu juga dapat memicu alergi.
"Namun pemicu alergi dari lingkungan dan makanan memiliki banyak kesamaan dengan parasit. Ada penjelasan mengapa sistem kekebalan tubuh bisa sampai merespon sesuatu yang bukan mikroba berbahaya," kata Ruslan Medzhitov, profesor immunobiology di Yale School of Medicine seperti dilansir CNN, Kamis (26/4/2012).
Dalam sebuah artikel yang dimuat jurnal Nature, Medzhitov dan rekannya menyelidiki apakah ada penjelasan lain untuk alergi? Pada kesimpulannya, ia berpendapat bahwa alergi sebenarnya dimaksudkan untuk menghilangkan zat berbahaya dari tubuh.
Pada kasus alergi musiman terhadap pohon atau serbuk sari, gejala yang umum terjadi biasanya pilek, mata berair dan banyak memproduksi lendir dalam sistem pernapasan. Semua ini memiliki efek yang sama, yaitu mencoba mengusir sesuatu dari tubuh yang tidak diinginkan.
Demikian pula ketika kulit terasa gatal karena tersentuh pemicu alergi, keinginan untuk menggaruk memiliki efek menghilangkan partikel yang bersentuhan dengan kulit. Tapi terkadang kondisi ini berubah menjadi ekstrim, yaitu rasa gatal yang tak terkendali dan tak lagi bermaksud menyingkirkan zat yang berbahaya bagi kulit.
Gejala alergi makanan termasuk muntah dan diare juga berupaya mengusir zat yang tidak diinginkan. Reaksi yang paling parah dan mematikan adalah pembengkakan mulut atau tenggorokan dan bahkan gangguan pernapasan. Ini merupakan bentuk ekstrim dari reaksi alergi yang normal namun berkembang di luar kendali dan dapat menyebabkan kematian.
"Ada beberapa jenis alergi yang bermaksud menjalankan tugas penting yang bermanfaat bagi tubuh. Namun jika mekanisme ini menjadi tidak terkontrol, maka dapat menyebabkan masalah," kata Medzhitov.
Beberapa orang memiliki reaksi ekstrim sedangkan orang lainnya tidak. Menurut Medzhitov, ada komponen tertentu dari makanan yang kita makan sehari-hari dan efeknya pada tubuh masih belum diketahui dengan pasti. Mungkin ada bahan kimia tertentu dalam beberapa makanan yang memiliki efek berbahaya pada sel-sel tubuh yang sedikit beracun.
Produksi lendir pada orang yang terserang alergi meningkatkan perlindungan dari polutan di udara karena menyebabkan tubuh lebih sedikit menghirup polutan. Jika polutan bersifat karsinogenik, orang yang mengalami alergi akan lebih terlindungi terhadap beberapa jenis kanker dari waktu ke waktu. Tubuh akan bereaksi menghindari lingkungan berbahaya sehingga dapat terhindar dari risiko.
Sebuah penelitian tahun 2011 menunjukkan bahwa alergi dapat mencegah glioma, bentuk paling umum dari tumor otak. Namun penelitian lebih lanjut perlu dilakukan untuk mendukung kesimpulan ini.
"Kami percaya bahwa alergi berkembang untuk mengetahui adanya zat berbahaya di lingkungan. Setelah terpapar pemicu alergi pertama kali, sistem kekebalan akan mengingat pemicu alergi dan paparan berikutnya akan merangsang respon yang membantu meminimalkan efek yang berpotensi bahaya," kata Medzhitov.
Menurut Medzhitov, beberapa orang memiliki kemampuan yang lebih baik untuk mendetoksifikasi zat-zat dibandingkan orang lain. Dan orang-orang yang kurang memiliki mekanisme detoksifikasi ini mengalami alergi bukan untuk sistem pertahanan diri.
Detik.com
Gunung Padang, Buktikan Ras Indonesia Unggul
Danny Hilman Natawijaya, Ketua Tim Terpadu Penelitian Mandiri Gunung Padang, mengatakan pembuktian situs megalitik Gunung Padang menegaskan bangsa Indonesia bukan ras atau bangsa kacangan. Situs ini membuktikan adanya kemampuan teknologi hingga sosial budaya nenek moyang yang jauh lebih modern dari catatan sejarah ilmu pengatahuan dan peradaban yang diyakini selama ini.
“Kita harus bangga terdapat ras kita dan nenek moyang kita punya kemampuan ini. Seperti Hitler yang bangga akan ras arya atau para yahudi yang bangga akan garis keturunannya. Gunung Padang membuktikan kita juga keturunan ras yang sangat luar biasa,” kata geolog dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia itu.
Menurut Danny, semangat itulah yang memotivasi para peneliti untuk terus melakukan riset dan pembuktian di Gunung Padang. Semangat ini memompa mereka untuk terus mencari kehebatan nenek moyang di nusantara yang berhasil membuat struktur modern di eranya, yang diperkirakan pada era prasejarah.
Selama ini, kata Danny, catatan sejarah peradaban dunia selalu melihat pada peradaban Mesir yang diperkirakan ada sekitar 5.000 tahun sebelum Masehi atau peradaban sungai Indus yang tumbuh pada 3.000 tahun sebelum Masehi. “Dari hasil penelitian hingga hari ini, kami masih yakin peradaban Gunung Padang adalah yang tertua dan lolos dari catatan sejarah,” katanya.
Sementara, Erick Rizky menjelaskan kemungkinan Gunung Padang tidak sempat tertulis dalam catatan sejarah karena sistem sosial masyarakat Gunung Padang saat itu menggunakan budaya lisan sendiri, tidak menggunakan budaya lisan seperti yang tercatat saat ini. "Asumsi ini yang menyebabkan peradaban Gunung Padang sepertinya luput dari catatan sejarah peradaban dunia. Kami yang akan terus berupaya memasukkan temuan ini sebagai catatan peradaban dunia,” katanya.
Maret lalu, Tim Bencana Katastropik Purba yang membawahi tim penelitian telah melakukan pengeboran di situs megalitikum Gunung Padang, di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Hasil carbon dating memperlihatkan hasil yang mengejutkan. Menurut salah satu anggota tim, Boedianto Ontowirjo, carbon dating menunjukkan Gunung Padang lebih tua dari piramida Giza di Mesir.
Dari sampel hasil pengeboran yang diambil dari teras 5 di titik bor 2 dengan kedalaman 8 hingga 10 meter, hasilnya menunjukkan 11.060 thn +/- 140 tahun Before Present. "Kalau dikonversikan ke umur kalender setara dengan 10 ribu SM," ucap Boedianto, dalam keterangan tertulis yang diterima VIVAnews, 4 Maret 2012.
“Kita harus bangga terdapat ras kita dan nenek moyang kita punya kemampuan ini. Seperti Hitler yang bangga akan ras arya atau para yahudi yang bangga akan garis keturunannya. Gunung Padang membuktikan kita juga keturunan ras yang sangat luar biasa,” kata geolog dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia itu.
Menurut Danny, semangat itulah yang memotivasi para peneliti untuk terus melakukan riset dan pembuktian di Gunung Padang. Semangat ini memompa mereka untuk terus mencari kehebatan nenek moyang di nusantara yang berhasil membuat struktur modern di eranya, yang diperkirakan pada era prasejarah.
Selama ini, kata Danny, catatan sejarah peradaban dunia selalu melihat pada peradaban Mesir yang diperkirakan ada sekitar 5.000 tahun sebelum Masehi atau peradaban sungai Indus yang tumbuh pada 3.000 tahun sebelum Masehi. “Dari hasil penelitian hingga hari ini, kami masih yakin peradaban Gunung Padang adalah yang tertua dan lolos dari catatan sejarah,” katanya.
Sementara, Erick Rizky menjelaskan kemungkinan Gunung Padang tidak sempat tertulis dalam catatan sejarah karena sistem sosial masyarakat Gunung Padang saat itu menggunakan budaya lisan sendiri, tidak menggunakan budaya lisan seperti yang tercatat saat ini. "Asumsi ini yang menyebabkan peradaban Gunung Padang sepertinya luput dari catatan sejarah peradaban dunia. Kami yang akan terus berupaya memasukkan temuan ini sebagai catatan peradaban dunia,” katanya.
Maret lalu, Tim Bencana Katastropik Purba yang membawahi tim penelitian telah melakukan pengeboran di situs megalitikum Gunung Padang, di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Hasil carbon dating memperlihatkan hasil yang mengejutkan. Menurut salah satu anggota tim, Boedianto Ontowirjo, carbon dating menunjukkan Gunung Padang lebih tua dari piramida Giza di Mesir.
Dari sampel hasil pengeboran yang diambil dari teras 5 di titik bor 2 dengan kedalaman 8 hingga 10 meter, hasilnya menunjukkan 11.060 thn +/- 140 tahun Before Present. "Kalau dikonversikan ke umur kalender setara dengan 10 ribu SM," ucap Boedianto, dalam keterangan tertulis yang diterima VIVAnews, 4 Maret 2012.
Makin Tinggi Status Sosial Makin Kebal Lawan Penyakit
Pepatah mengatakan bahwa di dalam tubuh yang kuat terdapat jiwa yang sehat. Ternyata ungkapan ini bisa berlaku sebaliknya, di dalam jiwa yang sehat terdapat tubuh yang kuat. Penelitian menunjukkan bahwa pikiran yang sehat dan penghargaan diri yang baik dapat meningkatkan kekebalan tubuh dan kesehatan.
Sebuah penelitian yang dilakukan pakar biologi University of Notre Dame menemukan bahwa babon jantan yang disegani lebih cepat pulih dari cedera dan lebih jarang sakit dibandingkan pejantan lain. Penelitian yang diterbitkan dalam Proceeding National Academy of Sciences ini memeriksa catatan kesehatan dari Proyek Penelitian Baboon Amboseli di Kenya.
Temuan menunjukkan bahwa babon 'kelas atas' atau yang disegani oleh babon lain lebih cepat pulih dari luka. Peneliti menyimpulkan bahwa kelas atau status sosial merupakan prediktor usia dan proses penyembuhan yang paling baik. Namun temuan ini sedikit mengherankan karena pejantan yang disegani juga memiliki tingkat stres yang lebih tinggi. Padahal stres diketahui berakibat buruk bagi sistem kekebalan tubuh.
"Pada penelitian terhadap manusia dan hewan, selalu ada perdebatan mengenai kebaikan atau keburukan stres karena tidak dapat diamati secara jelas. Hasil penelitian kami menunjukkan bahwa meskipun hewan mengalami stres, faktor-faktor lain yang berkaitan dengan status sosial bisa berfungsi melindungi pejantan dari efek negatif stres," kata peneliti, Beth Archie seperti dilansirCounselheal.com, Senin (28/5/2012).
Kesimpulan tersebut diambil setelah mengamati data penyakit dan cedera yang dialami para babon di Amboseli, Kenya selama 27 tahun. Peneliti mengamati bahwa perbedaan usia, kondisi fisik, stres, upaya reproduksi dan kadar testosteron mempengaruhi status sosial yang berhubungan dengan perbedaan sistem kekebalan tubuh.
Penelitian sebelumnya menemukan bahwa tingginya kadar testosteron dan upaya untuk bereproduksi secara intens dapat menekan fungsi kekebalan tubuh laki-laki. Namun penelitian baru ini justru menemukan sebaliknya.
Para peneliti menegaskan bahwa pejantan dengan status sosial yang rendah lebih banyak memiliki stres kronis, berusia tua dan buruk kondisi fisiknya sehingga dapat menekan fungsi kekebalan tubuh.
"Penelitian ini memperlihatkan pengaruh status sosial pada primata, termasuk manusia. Hasilnya dapat memberikan pemahaman lebih atas efek status sosial berkaitan dengan kematian dan penyakit, namun belum tentu dapat disamaratakan pada masyarakat secara keseluruhan," kata Carolyn Ehardt, direktur program antropologi biologis National Science Foundation (NSF) yang mendanai penelitian. (detik.com)
Lumut Kerak Mampu Bertahan Hidup di Antariksa
Penelitian European Space Agency (ESA) di International Space Station
(ISS) mengungkap bahwa lumur kerak mampu bertahan dari kondisi ekstrim
di antariksa dan tetap hidup.
Lumut kerak sebelumnya dikirim ke antariksa dalam paket Expose-E Experiment pada tahun 2008. Lumut kerak tidak diberi perlakuan khusus, berbeda dengan astronot di ISS.
"Kami mengeksplorasi batas-batas kehidupan," kata Rene Demets dario ESA seperti dikutip Science Daily, sabtu (23/6/2012).
Lumut kerak harus menghadapi radiasi Matahari dan perubahan temperatur antara -12 derajat Celsius hingga lebih dari 40 derajat Celsius. Setelah 18 bulan, sampel dikembalikan ke Bumi pada tahun 2009.
Hasil riset menunjukkan, tanpa proteksi atmosfer Bumi yang menyerap radiasi dan menstabilkan temperatur, lumut kerak tetao bisa hidup. saat dikembalikan ke Bumi, lumut kerak tumbuh secara normal.
Pada kondisi yang tidak menguntungkan, Rene menjelaskan, "Organisme ini akan memasuki masa dormansi menunggu kondisi yang lebih baik untuk hidup normal."
Hasil studi ini membuka banyak peluang. Pertama, secara saintifik, membuka kemungkinan bahwa makhluk hidup di Bumi berasal dari luar angkasa.
Studi menunjukkan kebenaran teori panspermia, bahwa kehidupan bisa menyebar antar planet, bahkan antar tata surya. Organisme mungkin menumpang asteroid untuk menyebar ke planet lain.
Berdasarkan hal tersebut, sangat mungkin bagi manusia untuk meneybarkan benih kehidupan ke planet-planet lainnya.
Dari sisi bisnis dan kesehatan, kemampuan lumut kerak bertahan melawan radiasi juga berprospek. Lumut kerak bisa dikembangkan menjadi tabir surya yang ampuh melindungi kulit.
Lumut kerak sebelumnya dikirim ke antariksa dalam paket Expose-E Experiment pada tahun 2008. Lumut kerak tidak diberi perlakuan khusus, berbeda dengan astronot di ISS.
"Kami mengeksplorasi batas-batas kehidupan," kata Rene Demets dario ESA seperti dikutip Science Daily, sabtu (23/6/2012).
Lumut kerak harus menghadapi radiasi Matahari dan perubahan temperatur antara -12 derajat Celsius hingga lebih dari 40 derajat Celsius. Setelah 18 bulan, sampel dikembalikan ke Bumi pada tahun 2009.
Hasil riset menunjukkan, tanpa proteksi atmosfer Bumi yang menyerap radiasi dan menstabilkan temperatur, lumut kerak tetao bisa hidup. saat dikembalikan ke Bumi, lumut kerak tumbuh secara normal.
Pada kondisi yang tidak menguntungkan, Rene menjelaskan, "Organisme ini akan memasuki masa dormansi menunggu kondisi yang lebih baik untuk hidup normal."
Hasil studi ini membuka banyak peluang. Pertama, secara saintifik, membuka kemungkinan bahwa makhluk hidup di Bumi berasal dari luar angkasa.
Studi menunjukkan kebenaran teori panspermia, bahwa kehidupan bisa menyebar antar planet, bahkan antar tata surya. Organisme mungkin menumpang asteroid untuk menyebar ke planet lain.
Berdasarkan hal tersebut, sangat mungkin bagi manusia untuk meneybarkan benih kehidupan ke planet-planet lainnya.
Dari sisi bisnis dan kesehatan, kemampuan lumut kerak bertahan melawan radiasi juga berprospek. Lumut kerak bisa dikembangkan menjadi tabir surya yang ampuh melindungi kulit.
Kecenderungan Hobi Para Depresi
MAU tahu kesenangan orang yang tengah mengalami
depresi? Jangan kaget, ya. Menurut penelitian, orang yang stres atau
depresi lebih cenderung menghabiskan waktu untuk menggunakan internet,
khususnya untuk online.
Tim yang terdiri dari empat peneliti di Universitas Missouri Sains dan Teknologi (MST) merupakan peneliti pertama yang menyelidiki aktivitas dunia internet. Mereka mencocokkannya dengan siswa yang memiliki gejala depresi.
Dalam hasil penelitiannya, para ilmuwan menulis bahwa penggunaan beberapa fitur internet menunjukkan korelasi yang signifikan secara statistik dengan gejala depresi.
Penelitian ini melibatkan 216 akademisi bidang komputer, psikologi ilmu pengetahuan, dan teknik komputer. Mereka lalu membuat delapan kategori aktivitas internet, mulai dari browsing hingga akses file jarak jauh. Para peneliti lalu membandingkan aktivitas internet siswa dengan dan tanpa gejala depresi.
Siswa yang tingkat depresinya lebih tinggi diketahui lebih sering menggunakan e-mail, chatting, dan sharing software serta menonton video dan bermain game online.
Konsultan cyberpsychology, Eleanor Barlow, mengatakan para peneliti harus melakukan studi jangka panjang dengan subjek yang lebih bervariasi. Itu untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas tentang bagaimana internet digunakan dan kaitannya dengan gejala depresi dari waktu ke waktu.
"Orang yang tidak bahagia biasanya akan mencari jaringan pendukung," kata Barlow.
"Internet telah menjadi kekuatan yang kuat untuk memungkinkan proses itu. Banyak studi menunjukkan dampak positif dari penggunaan teknologi komunikasi. Kini tantangannya adalah untuk memastikan bahwa penggunaan internet adalah terapi untuk orang depresi. Karena, kita memang tidak akan dapat menghentikan orang untuk menggunakannya,"tambahnya.(MI/BEY). metrotvnews.com
Tim yang terdiri dari empat peneliti di Universitas Missouri Sains dan Teknologi (MST) merupakan peneliti pertama yang menyelidiki aktivitas dunia internet. Mereka mencocokkannya dengan siswa yang memiliki gejala depresi.
Dalam hasil penelitiannya, para ilmuwan menulis bahwa penggunaan beberapa fitur internet menunjukkan korelasi yang signifikan secara statistik dengan gejala depresi.
Penelitian ini melibatkan 216 akademisi bidang komputer, psikologi ilmu pengetahuan, dan teknik komputer. Mereka lalu membuat delapan kategori aktivitas internet, mulai dari browsing hingga akses file jarak jauh. Para peneliti lalu membandingkan aktivitas internet siswa dengan dan tanpa gejala depresi.
Siswa yang tingkat depresinya lebih tinggi diketahui lebih sering menggunakan e-mail, chatting, dan sharing software serta menonton video dan bermain game online.
Konsultan cyberpsychology, Eleanor Barlow, mengatakan para peneliti harus melakukan studi jangka panjang dengan subjek yang lebih bervariasi. Itu untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas tentang bagaimana internet digunakan dan kaitannya dengan gejala depresi dari waktu ke waktu.
"Orang yang tidak bahagia biasanya akan mencari jaringan pendukung," kata Barlow.
"Internet telah menjadi kekuatan yang kuat untuk memungkinkan proses itu. Banyak studi menunjukkan dampak positif dari penggunaan teknologi komunikasi. Kini tantangannya adalah untuk memastikan bahwa penggunaan internet adalah terapi untuk orang depresi. Karena, kita memang tidak akan dapat menghentikan orang untuk menggunakannya,"tambahnya.(MI/BEY). metrotvnews.com
Langganan:
Postingan (Atom)