Anak Anda yang berumur lima tahun masih suka mengompol? Ini salah satu yang juga membuat ibu rumah tangga menjadi stres dan bingung menghadapinya.
Masalah mengompol terkadang membuat para ibu malu, meskipun sebenarnya fakta itu sangat umum. American Academy of Pediatrics menemukan masih umum anak yang hingga usia lima tahun masih mengompol.
Untuk membantu Anda memahami mengapa, berikut adalah jawaban atas beberapa pertanyaan orang tua tentang mengapa anak-anak mereka masih suka mengompol.
Mengapa anak saya masih mengompol?
Yang harus dipastikan terlebih dahulu, apakah anak Anda secara konsisten basah atau hampir tidak pernah kering, atau mengompol lalu kering dan mengompol lagi? Karena itu adalah dua hal sangat berbeda.
Jika terus-menerus basah atau mengompol, masalah yang dikenal sebagai ngompol primer (istilah medis, enuresis primer). Tapi jika masih ada jeda kering, itu disebut "sekunder" mengompol atau enuresis.
Pemicunya bisa karena stres psikologis atau trauma. Itu ditemukan dalam 10% kasus.
Apa yang menyebabkan anak menjadi pengompol?
Mengompol dengan tipe primer biasanya lebih umum terjadi. Ada kemungkinan bahwa anak-anak yang mengompol karena faktor keturunan atau genetik. Ada juga kemungkinan satu atau kedua orang tua mereka mengompol ketika kecil.
Teori yang paling populer adalah karena memiliki sedikit keterlambatan dalam pematangan sistem saraf mereka. Bila kandung kemih penuh, otak tidur harus mengirim pesan ke kandung kemih untuk tidak buang air kecil. Jika sistem saraf anak Anda adalah sedikit terbelakang, pesan tidak mungkin melewati.
Teori lain adalah bahwa anak-anak yang bedwetters adalah tidur sangat nyenyak. Sehingga otak mereka tidak memberi tahu ketika kandung kemih penuh dan harus dikeluarkan dengan sadar.
Para ahli juga menemukan, bahwa urin memang jauh lebih banyak ketika malam hari ketimbang siang hari. Sehingga kandung kemih mereka tidak bisa menahan semuanya atau lainnya adalah bahwa kandung kemih mereka memiliki kapasitas lebih kecil ketimbang tidak pernah mengompol yang memiliki ukuran lebih besar.
Lalu apa yang harus dilakukan?
Langkah pertama adalah membicarakannya dengan dokter anak Anda. Ini yang sering tidak dilakukan dengan alasan malu.
Tapi itu penting untuk dilakukan untuk menentukan langkah pertama secara medis atau psikologis.(inilah.com)
0 komentar:
Posting Komentar