Terapi yang panjang dan harga obat yang tergolong mahal, membuat banyak pasien kanker yang mangkir dari pengobatan medis konvensional. Karena lebih percaya dengan omongan mulut ke mulut, tak sedikit pasien yang memilih meninggalkan obat-obatan dan lebih memilih herbal. Namun benarkah kanker bisa disembuhkan hanya dengan herbal?
Herbal kini memang sudah mulai diresepkan oleh dokter, termasuk untuk penyakit-penyakit berat seperti kanker. Namun obat tradisional atau obat herbal hanya digunakan sebagai komplemen (penunjang) obat medis, bukan sebagai pengganti obat-obatan yang sudah ada atau dalam istilah kedokteran disebut Golden Standard.
"Dalam pengobatan kanker, herbal bukanlah terapi pengganti tetapi hanya pendukung atau tambahan. Pelayanannya pun harus berbasis penelitian, bahan baku teregistrasi di BPOM, ada data keamanan, lalu juga harus lulus seleksi penelitian farmasi kita," jelas dr Aldrin Neilwan. P, MD. MARS, M.Biomed, M.Kes, SpAK, Kepala Unit Complementary Alternative Medicine (CAM) RS Kanker Dharmais, saat dihubungi detikHealth, Rabu (27/6/2012).
Menurut dr Aldrin, obat-obatan herbal biasanya hanya bersifat sebagai penunjang yang membantu mengatasi gejala atau keluhan yang muncul pasca terapi kanker, seperti meningkatkan sistem kekebalan tubuh, antioksidan, mengatasi gangguan makan atau gangguan tidur.
Dokter berkewajiban memberikan informasi sejelas-jelasnya kepada pasien, termasuk pilihan terapi yang bisa dilakukan. Dalam hal ini di RS Kanker Dharmais sendiri, pengobatan herbal juga menjadi pilihan untuk pasien. Namun sekali lagi ditegaskan dr Aldrin, pengobatan herbal hanya untuk penunjang bukan pengganti pengobatan medis.
"Jadi untuk meningkatkan kualitas hidup pasien, bukan sebagai terapi alternatif karena pengobatanan konvensional tetap jalan. Salah kaprahnya di masyarakat, semuanya jadi alternatif. Obat-obatan medisnya ditinggalkan," jelas dokter yang juga menjabat sebagai Sekretaris Umum Perhimpunan Dokter Herbal Medik Indonesia.
Sebagai salah satu rumah sakit yang telah terakreditasi oleh Kementerian Kesehatan dapat memberikan resep obat herbal, berikut beberapa obat herbal untuk kanker yang sudah bisa diresepkan oleh dokter berizin khusus:
1. Daun sirsak
"Daun sirsak diketahui mengandung zat anti kanker yang disebut Acetogin 10.000 kali lebih banyak dibanding obat kemoterapi. Zat ini memang dikenal ampuh mengobati kanker payudara dan limfoma. Namun jumlah sekian adalah jumlah yang terdapat dalam cawan petri di laboratorium dan tidak mudah mengatur dosisnya agar sesuai dengan pasien," jelas Dr dr Andhika Rachman, SpPD, dokter ahli kanker dari RS Kanker Dharmais, saat dihubungi detikHealth.
Dalam pengobatan kanker, daun sirsak berfungsi sebagai peningkat sistem kekebalan tubuh dan antioksidan. Namun untuk mendapatkan khasiatnya, daun sirsak tidak bisa digunakan dengan dosis sembarangan.
"Kalau di kita sudah dalam bentuk kapsul. Semua sudah diekstrak yang dosisnya tentu sudah disesuaikan dengan hasil penelitian, tidak bisa sembarangan," tegas dr Aldrin.
2. Kulit manggis
Hampir sama dengan daun sirsak, menurut dr Aldrin kulit manggis yang sudah dalam bentuk kapsul dan dosis tertentu juga berfungsi sebagai peningkat sistem kekebalan tubuh dan antioksidan.
Kulit manggis sendiri mengandung xanthone atau zat antioksidan yang lebih tinggi dibanding daging buahnya. Cara kerjanya adalah dengan memenuhi kebutuhan antioksidan dan memperbaiki sel-sel tubuh yang rusak akibat radikal bebas.
Selain itu, ekstrak dari kulit buah manggis dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh yang membuat Anda tidak mudah jatuh sakit. Zat xanthone yang terdapat dalam kulit manggis tersebut sifatnya tidak mengobati tetapi membantu pengobatan medis.
3. Ikan gabus
"Ikan gabus berfungsi sebagai peningkat albumin (protein darah), karena dari berbagai terapi bisa menyebabkan albumin pasien menurun," jelas dr Aldrin.
4. Mahkota dewa
"Contoh lain adalah buah mahkota dewa. Buah ini diketahui mengandung Vincristine yang juga banyak dipakai untuk kemoterapi pasien leukimia. Namun pemakaiannya untuk mengobati kanker juga perlu mendapat pengawasan. Saya pernah menangani kasus kanker pasien leukimia yang diterapi dengan obat Vincristine. Setelah diberi kemoterapi, dia banyak mengonsumsi mahkota dewa. Bukannya malah bagus, kondisinya justru makin ngedrop," jelas Dr Andhika.
Selain bahan-bahan herbal, berbagai jenis pengobatan alternatif lain yang aneh-aneh juga tak kalah banyak, mulai dari magnet, jaket dan lain-lain. Namun itu semua tidak ada evidence base atau bukti ilmiahnya.
"Kami di Dharmais sudah banyak kedatangan pasien yang gejala kankernya bertambah parah dan advance setelah menjalani pengobatan seperti itu," lanjut Dr Andhika.
Senada dengan Dr Andhika, dr Aldrin pun sangat menyayangkan dengan banyaknya iklan-iklan di media yang disebutnya sebagai iklan yang menyesatkan. Dalam periklanan medis, semua harus ada bukti ilmiah, bukan hanya testimoni dari pasien-pasien yang belum jelas kebenarannya.
Masyarakat pun diminta lebih kritis untuk memilih cara-cara pengobatan. Jangan asal percaya dengan janji-janji pengobatan yang 'sim salabim' tanpa ada bukti ilmiah yang menyatakan pengobatan tersebut benar-benar berkhasiat dan aman.
Sementara itu, ada beberapa herbal yang sering dicari orang untuk mengobati kanker:
1.Tahitian Noni Juice
Produk herbal tersebut terbuat dari campuran buah mengkudu Tahiti, buah bluberri dan kandungan bioaktif iridoid. Iridoid merupakan zat hasil pengolahan ekstrak buah-buahan yang dapat memperbaiki sel-sel darah yang telah mengkerut karena pengaruh radikal bebas penyebab kanker.
Mengkudu dan bluberri disini bertujuan untuk menghilangkan rasa asam dari iridoid. Mengkudu yang digunakan yang berasal dari Tahiti, Kepulauan Hawaii yang telah hidup selama ribuan tahun sehingga rasanya manis, tidak seperti mengkudu Asia yang rasanya getir dan berbusa jika dibuat jus.
“Produk herbal ini juga dapat mengobati berbagai jenis kanker dan beberapa penyakit internal lainnya. Khasiatnya akan segera terlihat setelah Anda mengonsumsi produk ini selama 20 hari,” kata Bapak Andy, konsultan gizi produk herbal Tahitian Noni Juice kepada detikHealth.
Cara kerjanya adalah dengan menguras pankreas, kemudian memperbaiki sel-sel darah yang rusak, setelah itu mengembalikan fungsi hati, empedu, jantung dan ginjal yang terganggu akibat berkembangnya sel kanker.
2. Sarang Semut Papua
Sarang semut disini adalah sejenis tanaman yang didalamnya dihuni oleh semut. Ada sekitar 20 sampai 30 jenis sarang semut, tetapi yang teruji berkhasiat untuk mengobati kanker hanya 3 jenis, sedangkan yang lainnya dinyatakan beracun.
Menurut keterangan Bapak Sandhy, pengusaha sarang semut Papua kepada detikHealth, sarang semut yang paling sering dipakai sebagai obat adalah jenis Myrmecodia Pendan yang tumbuh di Papua dan telah lolos uji klinis laboratorium.
Tanaman ini mengandung banyak senyawa flavonoid yang dapat menghambat perkembangbiakan sel-sel penyebab kanker dan enzim tirosin kinase. Enzim tirosin kinase menyebabkan pertumbuhan sel tidak teratur dan menyebabkan kanker.
Sarang semut juga mengandung tanin, yang memiliki manfaat anti kanker. Selain itu sarang semut juga bermanfaat bagi kesehatan tubuh lainnya karena mengandung tokoferol, fenol, kalsium, natrium, protein dan berbagai mineral penting lainnya.
(detik.com)
0 komentar:
Posting Komentar