Hampir 50 persen penderita bisa bertahan hidup ketimbang penderita yang melajang.
Menikah membantu penderita kanker paru hidup jauh lebih lama ketimbang bila mereka melajang.
Demikian kesimpulan yang didapat dari hasil penelitian terkini yang dilakukan oleh para peneliti dari University of Maryland, Amerika Serikat.
Manfaat tersebut terlihat pula pada penderita kanker lainnya seperti kanker prostat, usus besar, otak, leher dan lainnya.
Studi terhadap 168 pasien kanker paru stadium lanjut, yang diobati dengan kemoterapi dan radiasi lebih dari satu dekade 2000-2010 menemukan, bahwa sepertiga dari mereka yang menikah masih hidup setelah tiga tahun dibandingkan 10 persen dari mereka yang masih lajang.
Penelitian sebelumnya juga menunjukkan, manfaat menikah pada laki-laki lebih banyak dibandingkan perempuan.
Hampir setengahnya (46 persen) mampu bertahan hidup setidaknya tiga tahun bila mereka menikah, dibandingkan dengan 3 persen lelaki penderita kanker yang melajang.
Para peneliti berpendapat, mereka bisa bertahan hidup lantaran mendapat dukungan penuh dari pasangannya.
Perawatan tulus dan penuh cinta kasih dari pasangannya -- termasuk menemaninya menjalani terapi pengobatan ke rumah sakit atau konsultasi ke dokter -- membuat penderita kanker mempunyai semangat hidup.
"Temuan kami menunjukkan, betapa pentingnya dukungan sosial untuk mengelola dan mengobati kanker paru mereka, " jelas Elizabeth Nichols, seorang pakar onkologi radiasi yang memimpin penelitian.
Hasil penelitian ini, lanjut dia, sangat penting karena untuk mengobati kanker tidak hanya terfokus pada bagaimana menemukan obat atau terapi baru, tapi juga pada cara-cara bagaimana meningkatkan semangat hidup pasien kanker.
Bagaimanapun kondisi psikologis penderita kanker sangat memengaruhi proses pengobatan pasien kanker
Para peneliti mempresentasikan temuannya itu pada Simposium 2012 pada Thoracic Oncology di Chicago.
(beritasatu.com)
0 komentar:
Posting Komentar